Kamis, 13 Oktober 2016

Sejarah Kitab Makna Pondok Petuk

www.Penjualan Kitab Kuning (kitab petuk) Meningkat Kompas/Krishna P Panolih KEDIRI, RABU--Memasuki hari ketiga bulan Ramadan, omzet penjualan kitab kuning lengkap dengan makna bahasa Jawa yang diproduksi Pondok Pesantren Hidayatut Thullab, Dusun Petuk, Desa Poh Rubuh, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, meningkat. Ketua Koperasi Ponpes Hidayatut Thullab, Ruslin Nafiuddin, Rabu (3/9) mengatakan, omzet penjualan kitab kuning bermakna selama bulan puasa ini meningkat sekitar 100 persen. "Jika pada hari- hari biasa, omzet kami hanya Rp1 juta, selama bulan Ramadan ini menjadi Rp2 juta/hari," katanya. Berbeda dengan kitab-kitab kuning lainnya, kitab kuning bermakna yang diproduksi Ponpes Petuk itu sejak beberapa tahun terakhir kian digemari kalangan santri ponpes salaf. "Selain lebih memudahkan karena dilengkapi dengan makna, harganya tak begitu mahal dibandingkan dengan kitab kuning biasanya," kata Ruslin. Oleh sebab itu, kitab kuning produksi ponpes salaf ini merambah ke sejumlah ponpes salaf yang berada di Pulau Jawa, Lampung, Sumatra Utara, dan Kalimantan Barat. "Biasanya mereka meminta kiriman 15 hari menjelang puasa karena digunakan untuk ngaji kilatan di sejumlah ponpes itu," katanya. Sampai saat ini Ponpes Petuk telah memberikan makna bahasa Jawa pada 115 judul kitab kuning, mulai dari harga termurah Rp5.000,00 sampai Rp440 ribu. Namun, untuk Kitab Ihya Al Ulumuddin karya Imam Al Ghazali setebal empat jilid (juz) yang sudah dilengkapi makna bahasa Jawa, kini sudah tidak ada lagi di koperasi ponpes itu. "Kitab ini sudah habis. Kami masih akan mencetak lagi. Karena untuk mencetak Kitab Ihya bermakna ini paling tidak harus ada modal satu unit mobil Kijang Innova sebagai jaminan kepada perusahaan percetakan. Tahun lalu kami juga begitu," katanya. Kitab bermakna yang diproduksi oleh para santri Ponpes Petuk sejak tahun 1993 itu di kalangan santri ponpes salaf sudah tidak asing lagi. Para santri menganggap kitab kuning produksi Petuk itu merupakan metode baru dalam sistem pengajian kitab kuning di sejumlah ponpes salaf. "Jadi, santri tidak takut lagi ketinggalan dari bacaan kiainya karena di kitabnya sudah ada maknanya. Kalau dulu, santri yang tertinggal harus menambal dengan cara meminta temannya menirukan bacaan kiai tadi," kata Nabil Harun, santri Ponpes Lirboyo. Alamat Dusun :petuk kec :Semen kab :Kediri prop :jawa timur


EmoticonEmoticon